Bagi pengguna pemula/amatir biasanya dengan mode auto sudah cukup untuk mendapatkan gambar standar. Tatapi dalam kondisi tertentu, mode auto tidak bisa kita pakai untuk mendapatkan gambar sesuai dengan kemauan kita.
The Main Control
Ada enam control dasar pada kamera:
1. EXPOSURE
Eksposure / pencahayaan adalah: banyaknya sinar yang diterima oleh sensor / film. Apabila kurang sinarnya maka gambar akan terlihat cendrung gelap / under, sedangkan apa bila kelebihan maka gambar akan terlihat cendrung keterangan / over.
Pencahayaan sendiri merupakan kombinasi antara AV / aperture value yaitu besar kecilnya diafragma, TV / time value / shutter speed yaitu lamanya bukaan rana, dan terakhir ISO / iternasional standard organization yang dalam hal ini merupakan standard internasional untuk tingkat kepekaan sensor / film.
Eksposure ini sendiri sering dianalogi kan seperti kita hendak mengisi gelas dengan air dari keran. Dimana putaran keran tersebut diibaratkan dengan aperture, lama keran dibuka diibaratkan dengan shutter speed, gelasnya diibaratkan dengan ISO, tekanan air diibaratkan dengan intensitas penerangan (terang atau low light), dan terakhir airnya diibaratkan dengan sinar.
Maka jika keran kita buka lebar maka gelas akan cepat penuhnya. Sedangkan kalo keran kita kecilin maka gelas akan lebih lama penuhnya. Dan ketika kita pake gelas besar (iso rendah) maka kita juga akan semakin lama mengisi gelas tersebut, beda dengan jika gelasnya kita kecilin (iso tinggi) maka gelas tersebut akan lebih cepat penuhnya. Tapi tetap air yang digelas besar lebih banyak dari yang di gelas kecil. Begitu pula tekanan air, semakin tinggi tekanan air (kondisi penerangan terang), atau semakin kecil tekanan air (low light) akan berpengaruh kepada waktu pengisian. Namun terkadang sebelum gelas penuh kita sudah menyetop keran maka terjadilah keadaan under. Atau malah sebaliknya walau gelas sudah penuh tapi keran belom kita tutup maka terjadilah keadaan over.
a. Aperture (diafragma)/iris
Yaitu sejumlah lembaran metal tipis yang disusun sedemikian rupa sehingga bisa dibuka dan ditutup untuk mengatur banyaknya sinar yang masuk ke lensa kamera. Iris seperti pupil mata kita yang bisa membesar dan mengecil sesuai cahaya yang masuk. Bila Iris dibuka selebar mungkin, lensa mengirim sinar maksimum de dalam kamera, sebaliknya kalau bukaan iris dikurangi lubang diafragma akan menyempit, sehingga sinar yang masuk ke kamera jadi sedikit. Bukaan diafragma diukur dalam satuan f-stop: f/1.4 – f/22. lebih kecil nomor f-stop = bukaan diafragma besar, lebih besar nomor f-stop = bukaan diafragma kecil. Pengaturan iris secara manual dapat dilakukan dengan memutar ring iris di lensa kamera.
b. Shutter Speed
Ada pun angka pada shutter speed adalah sebagai berikut (untuk pergeseran satu stop): 8000, 4000, 2000, 1000, 500, 250, 125, 60, 30, 15, 8, 4, 0'5, 1', 2', 4', 8', 15', 30', bulb (selama shutter ditekan camera akan terus merekam). Maksud angka diatas sendiri adalah seper (angka diatas)detik dan detik untuk tanda '. Yang perlu dicermati bagaimana speed mempengaruhi gambar kita yaitu: dengan speed tinggi subject bergerak (apalagi diam) akan terlihat beku sehingga terlihat tajam.Sedangkan pada speed rendah motion (gerakan) dari subject bergerak juga akan terekam oleh camera. Dan kalau dilamakan lagi pada saat tertentu benda bergerak tidak akan terekam sama sekali oleh camera (tidak ada pada foto).
untuk menentukan speed sendiri agar gabar kita freze (beku) dan tajam ada dua hal yang harus diperhatikan:
Speed minimal untuk membekukan gerak subject (subject motion)
Pada dasarnya macam-macam tingkat shutter speed untuk membekukan subject. Hal ini sangat dipengaruhi oleh kecepatan dari si subject sendiri. Seperti kalo mengambil gambar orang yang sedang pause (pose) mungkin dengan 0,5 detik tetap beku. Tapi speed segitu belom tentu beku kalo orangnya jalan. Namun selain dari kecepatan subject sendiri, ada hal lain yang juga ikut mempengaruhi yaitu jarak subject kita dan arah gerakannya. Semakin dekat subject semakin cepat gerakannya. Ini alasan kenapa pesawat terbang yang begitu kencang tetapi terlihat pelan ketika di langit. Karena jaraknya emang jauh. Kalo arah gerakan sabject mendekati atau menjauhi kita akan beda kecepatannya ketika sisubject bergerak sejajar dengan pandangan kita.
Speed minimal untuk melakukan pemotretan dengan cara hands held (dengan cara memegang kamera tanpa tumpuan atau tripot)
Pada prinsipnya makin panjang focal length yang kita gunakan maka akan makin gampang gerakan pada camera kita, yang akan ikut terekam pada kamera. Makannya rumus hands held ini dikaitkan dengan panjang focal length yaitu speed = 1/(panjang focal length)
Nah disinilah IS (image stabilizer) itu sangat berperan. IS sendiri menurut analogi saya prisipnya sama dengan shockbreaker pada mobil. Tekhnologi berperan untuk meredam getaran yang terjadi. Mungkin yang sering jadi pertanyaan bagusan mana sih IS pada lensa apa pada body. Kalo menurut pendapat pribadi saya analoginya sama ketika shock pada motor berpindah dari per dibawah kursi menjadi dekat roda.Makin dekat peredamnya ditaruh ke sumber makin efisien kerjanya Ya tentu IS pada lensa lebih bagus karena gerakan sinar lebih duluan masuk di lensa baru diteruskan ke sensor.Namun IS juga memiliki keterbatasan dalam meredam getaran. Nah disaat speed sudah terlalu lambat inilah kita harus menggunakan tripot... Sebenarnya fungsi tripot ada dua, yang satunya akan saya jelaskan pada bagian focusing...
Satuhal yang perlu di ingat, matikan IS jika anda melakukan shooting menggunakan tripot Yang perlu ditekankan di sini:
- IS dan Tripot hanya untuk meredam getaran pada camera... Tapi tidak untuk membekukan subject...
- Tidak semua foto itu harus freeze, karena ada beberapa foto yang memang indah jika kita menggunakan speed rendah seperti memotret aliran sungai agar terlihat seperti kapas, memotret lampu mobil yang sedang ada di jalan, dan bahkan dalam aksi panggung akan lebih indah juga jika motionnya sedikit tertangkap.
- Bahkan ada tekhnik motret dimana kamera sengaja digoyang pada saat speed rendah.
c. ISO
Angka dari ISO sendiri yaitu (untuk perubahan 1 stop): ...50, 100, 200, 400, 800, 1600, 3200, 6400,... Semakin tinggi angka ISO maka akan semakin sensitif sensor/film apabila terkena sinar... Yang perlu diketahui bagaimana ISO mempengaruhi foto kita yaitu: iso lebih tinggi akan cenderung menyebabkan foto lebih noise, kurang kontras, kurang resolusi...
Sedikit tambahan untuk angka-angka di atas yang berhubungan dengan stop adalah sebagai berikut: ketika anda memotret dengan exposure speed 60, diafragma 8, dan ISO 100... Ternyata anda beranggapan subject anda kurang beku dan memutuskan untuk menaikkan speed menjadi 125 (1 stop)... Untuk mendapat nilai eksposure (gelap terang yang sama pada foto) berarti anda harus melebarkan bukaan diafragma anda menjadi 5,6 (dari 8 menjadi 5,6 = 1 stop) atau anda harus menaikkan iso anda menjadi 200 (naik 1 stop)... Nah inilah factor tekhnis yang membuat foto tiap fotografer itu berbeda-beda... Dalam kondisi tertentu ada fotografer yang lebih suka mengorbankan speed, ada yang mengorbankan ruangtajam, dan ada yang lebih toleransi terhadap noise yang ada pada foto mereka...
Nah disinilah anda memberikan keputusan ingin menggunakan mode yang mana pada kreatif zone... Kalo prioritas anda pada diafragma misalnya karena anda ingin mendapat dof yang stabil gunakan mode AV karena aperture anda akan selalu tetap dan speed anda secara otomatis akan dicarikan camera... Tapi kalo prioritas anda pada speed misalnya karena ingin selalu subjectnya beku, gunakan mode tv karena speed anda akan selalu tetap sedangkan apertur akan ditentukan secara otomatis oleh camera... Kalo terjadi mentok dimana contohnya pada stelan tv, anda tetapkan anda ingin memotret pada speed 125... angka exposure anda pada metering camera menunjukkan angka 2,8 dan anda sedang menggunakan lensa dengan f terlebarnya maximal 2,8. Lalu angka tersebut berkedip-kedip, ini menandakan pada tingkat iso yang sedang anda gunakan keadaannya masih under walaupun settingan otomatis yang dicarikan oleh kamera (dalam hal ini aperture) sudah maksimal... Berarti anda harus menaikkan ISO sampai aperturnya tidak berkedip lagi agar exposure yang anda dapatkan pas... Biasanya ketika berkedip kalo anda paksa untuk memotret tanpa merubah ISO, maka speednya akan menyesuaikan sendiri yang pada kasus ini ke speed yang lebih rendah walaupun anda sedang menggunakan mode tv...
O ia, apabila anda ragu terhadapa nilai exposure yang anda ingin kan, ada baiknya anda melakukan braketing (AEB = auto exposure baketing)... Yaitu sebuah fasilitas dari camera dimana pada tiga frame yang kita foto akan terdapat ukuran under, ukuran yang pas menurut camera, dan ukuran over... Berapa stop under dan overnya pun dapat kita stel... Jadi setiap subject foto harus kita potret tiga kali, dan kita akan memperoleh tiga foto dengan exposure berbeda... Cara settingnya: menu --> AEB --> Set --> quick control dial (untuk menentukan berapa stopnya) --> set.
2. FILTER COLOUR
Berfungsi untuk mengubah atau mencocokkan cahaya yang masuk ke dalam kamera. Umumnya kamera video memiliki dua buah filter koreksi warna. Untuk shoting di dalam ruangan dengan cahaya lampu tungsten (kemerahan) kita pasang filter 3200ºK dan untuk shoting dengan penerangan cahaya matahari kita gunakan filter 5600ºK.
Cahaya matahari banyak mengandung warna biru. Kalau kita memasang filter no.2 (5600ºK) untuk matahari, sebenarnya kita memasang filter berwarna oranye untuk mengimbangi warna biru pada matahari. Cahaya lampu bohlam lebih mengandung warna merah, maka kita pasang filter no.1 (3200ºK) yang berwarna kebiru-biruan.
Sumber cahaya yang lebih tinggi intensitas sinarnya mengandung warna biru, sumber cahaya yang intensitas sinarnya rendah lebih mengandung warna merah. Perbedaan warna cahaya ini tergantung pada suhu dan diukur dengan derajad Kelvin.
3. WHITE BALANCE
Intensitas cahaya berbeda-beda pada saat yang berbeda dan tempat berbeda dalam sehari. Cahaya matahari di luar (daylight) mempunyai suhu kurang lebih 5600ºK, cahaya bohlam di dalam ruangan mempunyai suhu kurang lebih 3200ºK, cahaya lampu TL mempunyai suhu antara 5000ºK-6000ºK. karena intensitas cahaya sangat berbeda maka filter koreksi warna tidak bisa menghasilkan warna putih yang tepat. Maka dari itu kamera video juga dilengkapi dengan tombol untuk menyetel white balance. Cara termudah untuk white balance adalah dengan mengarahkan kamera terhadap benda putih apa saja yang berada dalam kondisi cahaya yang sama dengan cahaya yang kita pergunakan untuk merekam adegan.
Cara menyetel white balance:
* Pertama cocokkan filter koreksi warna dengan kondisi cahaya yang kita pakai shoting.
* Arahkan kamera terhadap benda putih apa saja
* Kamera di zoom sampai yang terlihat di viewfinder hanya warna putih
* Tekan tombol AWB (Auto White Balance)
* Kamera siap untuk merekam.
Catatan: kamera harus di white balance lagi apabila keadaan cahaya berubah.
Bagi para cameraman profesional sering juga melakukan white balance dengan cara manual yaitu dengan mengatur Colour Temperature pada menu di kamera.
4.ZOOM
Zooming adalah gerakan lensa zoom mendekati atau menjauhi objek secara optik, dengan mengubah panjang fokal lensa dari sudut pandang sempit (telephoto) ke sudut lebar (wide angle).
a. Zoom in : mendekatkan objek dari long shot ke close up
b. Zoom out : menjauhkan objek dari close up ke long shot.
c. Zooming bisa dilakukan dengan dua cara:
d. Manual: dengan memutar ring zoom pada lensa
e. Servo : Biasanya tombol zoom servo ada pada handle camera sehingga terjangkau jari pada waktu mengoperasikan kamera
5.FOCUS
Fokus adalah pengaturan lensa yang tepat untuk jarak tertentu. Gambar dikatakan fokus apabila proyeksi gambar yang dihasilkan oleh lensa jatuh di permukaan tabung atau CCD jelas dan tajam. Sehingga nampak juga di viewfinder dan monitor.
depth of field atau bidang kedalaman adalah bidang dimana objek-objek di depan dan di belakang objek utama tampak dalam fokus.
Secara teknis, shot dengan bidang kedalaman yang luas memudahkan cameraman mengikuti gerakan objek. Bidang kedalaman yang sempit mengharuskan kita untuk terus menerus follow focus apabila kamera atau objek bergerak.
Secara estetis depth of field sangat berperan dalam menciptakan perspektif visual pada keseluruhan adegan (shot).
3 hal yang menentukan depth of field :
1.Panjang Fokal Lensa
Semakin panjang fokal lensa = bidang kedalaman semakin sempit atau kata lainnya fokus semakin tipis.
2.f-stop/iris
Lebih besar bukaan iris (lebih kecil f-stop) = bidang kedalaman semakin sempit / fokus semakin tipis. Misal f/16 bidang kedalamannya lebih lebar dari f/2.0
3.Jarak kamera dengan objek
Semakin jauh jarak kamera dengan objek = semakin luas bidang kedalaman
Semakin dekat jarak kemera dengan objek = semakin sempit bidang kedalaman.
6.AUDIO LEVELS
Jangan abaikan audio level pada kamera karena selain kualitas gambar, kualitas audio juga tidak kalah pentingnya. Ingat video adalah gabungan antara gambar dan suara. Ada gambar tanpa audio yang bagus akan sangat mengganggu pemirsa bahkan informasi yang akan disampaikan tidak sampai kepada penonton.
Atur audio level jangan sampai under ataupun over (peak).
Posting Category
- Aplikasi baru (4)
- dampak internet dan IT untuk siswa (2)
- Jaringan (2)
- kabar kudus (3)
- Op.soft.web.desain (2)
- Rencana kerja kamera (3)
- Virus (3)
Arsip Blog
JAM (WIB)
Calender
Translate
8.06.2010
DASAR MENGOPERASIKAN KAMERA VIDEO
Diposting oleh Dhanang hery wibisono di 00.17
Label: Rencana kerja kamera
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar